Selasa, 18 Jun 2013

Memancing Di Pulau Belakang Mati

 


Saya ingin berkongsi pengalaman saya sewaktu memancing di Pulau Belakang Mati. Ianya bermula semasa sekolah penggal ketiga, waktu itu saya sudah pun berada di menengah 4. Saya serta teman-teman saya bercadang untuk pergi memancing di Pulau Belakang Mati atau lebih dikenali sebagai Sentosa. Tempat yang ingin kami tujui agak terpencil dan dikatakan keras juga.



Kami menaiki feri untuk ke Pulau Belakang Mati. Tiba saja di pulau itu, kami terus menaiki monorel dan terus ke Fort Siloso. Untuk pengetahuan semua, ketika itu laluan terdekat merupakan jalan yang harus menempuhi curam yang tinggi, yakni tangga besi yang memang telah berada di pulau itu sejak dulu lagi. Silap langkah boleh membawa maut. Walaupun kami boleh menyusur tepi pantai tetapi ia lebih memenatkan dari menuruni tangga besi itu.

Sesampainya kami di sana, masing-masing pun melabuhkan punggung di tepi pantai. Tangan dan muka kami bercalar-calar akibat dicucuk tangkai-tangkai tajam semasa menuruni tangga besi itu. Dipendekkan cerita kami pun mula memancing. Matahari mulai condong dan suasana menjadi kelam. Tiba-tiba, joran saya disentap dengan kuatnya, begitu juga dengan teman-teman saya secara serentak. Tanpa membuang masa kami pun sambar joran masing-masing dan terus menarik ikan itu ke darat. Seronok bila pancingan kami terkena ikan. Ikan merah pula tu. Walaupun bersaiz sederhana tetapi pancingan kami terus mengena sehinggakan tak cukup tangan dibuatnya. Sedang kami leka dengan sambutan yang meriah itu, saya terasa seakan ada sesuatu memandang kami. Saya menoleh ke kanan dan hanya ternampak seketul batu yang tingginya lebih kurang empat kaki berdekatan dengan tempat kami memancing. Oleh kerana tiada apa yang mencurigakan, saya teruskan pancingan saya.

Oleh kerana keadaan di situ semakin gelap, kami pun mula memasang lampu di kepala agar mudah untuk bergerak. Entah mengapa perasaan saya terdorong dengan kehadiran sebiji mata yang berwarna kekuning-kuningan berada betul-betul di atas batu tadi. Saya pun menyalakan lampu di kepala saya ke arah biji mata itu, alangkah terperanjatnya saya bila terlihat sesusuk tubuh sedang duduk di tempat batu tadi, lantas susuk tubuh itu menghilang. Peliknya ikan merah tak henti-henti menyambar umpan kami dan saiznya bertambah besar. Saya mula merasa curiga dengan keadaan itu, seperti ada yang tak kena. Teman-teman saya kesukaan dan tertawa riang dengan hasil tangkapan mereka. Seolah-olah terpukau dengan serangan ikan merah yang menyerah diri bertubi-tubi.

Saya cuba pagari diri dan minta pertolongan dari Allah S.W.T dengan membaca surah Al-Istiadzah, bunyinya begini :-

"Dengan nama Allah aku bertawakal kepada-Nya. Tiada upaya dan kekuatan (atas kami) melainkan Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi. Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya akan terhalanglah segala di bumi dan di langit, untuk menimpakan bencana, dan ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Aku berlindung dengan kalimah-kalimah Allah yang sempurna dari semua kejahatan yang dicipta-Nya dengan berkat doa .... La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah..."

Selesai saja saya membaca ayat ini, ikan yang tadinya datang bertubi-tubi henti dengan serta merta. Keadaan di sekeliling kami sunyi sepi. Batu yang setinggi empat kaki tadi telah pun berubah. Seakan membentuk seseorang yang sedang duduk monongkat dagu. Mata yang kekuningan tadi telah berubah menjadi merah menyala. Tanpa berlengah lagi saya cuit kedua-dua teman saya agar terus beredar dari situ. Mereka setuju dengan usulan saya dan terus menyusur tepi pantai. Malangnya perjalanan kami terhalang seperti ada yang menahan kami dari meninggalkan tempat itu. Saya pun menyuruh teman-teman saya terus membaca 3 "Qul" dengan lantang, diikuti dengan laungan "Allahu Akbar" berkali-kali barulah kami dapat lepas dari tempat puaka itu. Terdengar suara mendengus dengan garaunya dari belakang kami namun kami teruskan perjalanan kami. Mujur tiada satu pun di antara kami yang menoleh ke belakang, jika tidak entah apa akan terjadi kepada kami bertiga, saya pun tak pasti. Sejak hari yang bersejarah itu, kami tidak lagi pergi memancing di Pulau Belakang Mati.


Read more: http://seram-giler.blogspot.com/search?updated-min=2013-01-31T08:00:00-08:00&updated-max=2013-02-28T08:00:00-08:00&max-results=50#ixzz2WdfllGu2

2 ulasan:

  1. ish seram no...mcm mana lubuk tu sekarang ni?

    BalasPadam
  2. Belum Pernah Menang Dalam Bermain Poker Online ???
    Atau Ingin Mendapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Modal Yang Sangat Minim???
    Segera Daftarkan ID Anda di SmsQQ Yang MerupakanAgen Judi Online Terpercaya

    Solusi Yang Tepat Hanya di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    - Tidak ada settingan apapun dalam permainannya 1000%
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor dan Tarik Dana akan di selesaikan dengan cepat,tepat dan akurat.Hanya memerlukan waktu 1-2 menit (Jika Tidak Ada Gangguan)
    - Kebanjiran Bonus disetiap Harinya
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5%
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Customer Service bersedia melayani Anda Selama 24 jam dengan pelayanan yang begitu sopan dan ramah.
    - Berkerja sama dengan 4 bank lokal : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    7 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker

    Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    Tunggu Apa Lagi Bosku ?

    BalasPadam