Rabu, 20 Jun 2012
Kisah Misteri - BELUM
Dunia Seram - Salam sejahtera kepada semua....
Koleksi Cerita Seram - Whazzup-U.com
Kisah Misteri - Manusia Berkepala Anjing
Dunia Seram - Assalamuallaikum warrahmatullahi wabarrakathu. Disini Zaky Screamo, ini cerita ke 4 saya. Cerita yang terdahulu berjudul (didatangi teman tak dikenal, keangkeran jalan awiligar, dan tersesat di gunung gede).
Sekarang aku ingin menceritakan pengalamanku waktu aku masih duduk di kelas 1 SMA dan masih tinggal di Indramayu. Singkat cerita, pada malam libur sekolah, aku mengajak temanku untuk tidak pulang ke rumah dan memilih untuk begadang di warung tempat biasa kita nongkrong. Jam pun menunjukkan pukul 11 malam, kami yang hanya berempat ditemani penjaga warung itu masih sibuk menyusun kartu yang kami pegang. Yaaa, kami disitu sedang bermain kartu untuk mengurangi rasa jenuh..
Salah satu temanku, sebut saja Fajar sudah mulai bosan dengan kartu, diapun mengajak aku dan temanku (Ryan) untuk mengelilingi Indramayu untuk mencari angin malam. Kamipun pergi dan penjaga warung itu tidur (tapi tidak tutup).
Awalnya kita ingin pergi ke daerah yang bernama Randu Gede, disitu terdapat satu pohon randu yang sangat besar dan umurnya sudah ratusan tahun. Baru kami ingin berangkat, temanku Fajar menolak, karena merasa takut. Konon di Randu Gede beredar kabar ada 2 sosok manusia yang berkepala anjing. Kamipun terus memaksanya dan akhirnya Fajarpun ikut dengan syarat, Ryan yang menyetir dan akupun mengalah dan menyetir sendiri.
Sesampainya disitu, kami berhenti sejenak untuk menyalakan rokok, tetapi temanku Fajar dan Ryan malah meninggalkanku. Aku yang kaget, spontan membuang rokok dan koreknya dan langsung menjalankan motor, tetapi motorku tidak dapat menyala dan tiba-tiba seperti ada seseorang berlari naik keatas pohon randu gede tersebut. Aku yang mulai ketakutan mulai berlari meninggalkan motorku, tapi entah mengapa aku berhenti dan berdiam tanpa bisa bergerak, dan tiba-tiba dari arah depan ada seseorang yang berjalan mendekat. Akupun sadar kalau seseorang tersebut adalah sosok manusia berkepala anjing yang menjulurkan lidahnya begitu panjang hingga air liurnya menetes ketanah, terlihat pula taring runcingnya yang mengerikan.
Aku yang tak dapat bergerak mencoba menutup mata, tiba-tiba ada tangan menempel di pundakku. Setelah aku membuka mata, sosok yang ada di hadapankupun menghilang. Matakupun mulai berkunang-kunang dan aku tidak bisa melihat sekelilingku. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di warung tempat kami main kartu. Temanku bilang kalau aku pingsan dan ditolong penjaga warung dan beberapa tukang becak. Tiba-tiba terasa nyeri di bagian pundakku, dan setelah aku lihat ada luka lebam membentuk jari manusia. Akupun pulang dan diobati oleh tetanggaku yang mengenal dunia mistis, menurut tetanggaku luka lebamku akan hilang dalam 3 hari. Setelah kejadian itu aku tidak berani untuk melewati randu gede pada malam hari.
Itu cerita pribadiku, tolong saran yang membantu. Terimakasih.
Cerita Dipetik Dari
Koleksi Cerita Seram - Whazzup-U.com
Label:
Cerita Hantu,
Cerita Melayu,
Cerita Misteri,
Cerita Seram,
Hantu,
Puaka,
Saka,
Seram
Rabu, 6 Jun 2012
Cerita Seram - Roh Ibu Pulang Di Bukit Batok
Dunia Seram - Ibu saya semasa hayatnya adalah seorang wanita yang kurang sihat. Beliau memang menghidapi penyakit lelah yang sangat kuat, kerapkali diserang semput dan lemah jantung..akhirnya beliau meninggal dunia kira-kira lima tahun dulu. Ibu saya bernaama Fatimah, beliau dan saya memanglah sangat intim seperti kawan baik, kerana ibu saya sangat memahami perasaan saya. Semasa beliau terlantar di katil dipenghujung hayatnya, saya selalu berada disisinya dan merawatnya..kini saya merasa sangat hiba dengan ketiadaannya.
Setelah menduda selama setahun ayah saya telah berkhawin semula dengan kenalanya yang bernama makcik Aminah. Ibu tiri saya berpindah kerumah kami di Bukit Batok setelah angkat nikah, saya merasa sangat jangkal dengan kehadiran wanita lain yang mengantikan ibu tersayang dan saya dapat merasakan kehadiran ibu pada setiap malam...seolah-olah beliau menemani saya tidur, kadang-kadang terdengar nyanyian lagu kegemaran ibu.
Pada suatu malam makcik Aminah telah meminta saya saya menolongnya mennghias rumah semula mengikut seleranya dan mengarahkan saya membuang banyak perhiasan dan barang-barang peninggalan ibu. Sedang kami sibut mengemas saya terdengar bunyi geledahan yang jelas, sepertinya ada orang lain mengatur dan mengemas barang didapur..sedangkan pada ketika itu hanya kami berdua berada dirumah. Bunyi bising itu berlarutan buat seketika, makcik Aminah bertanyakan pada saya apa yang berlaku...kerana dia juga mendegarnya. Saya beranikan diri, pelahan-lahan menuju keruang dapur untuk pastikan apa sebenarnya terjadi.....dari pintu dapur saya dapati semua barang dan parhiasan terratur semula seperti sediakala. Dihujung penjuru ruang dapur saya ternampak susuk tubuh seorang wanita berbaju serba putih memerhatikan saya, wajahnya seiras ibu saya yang telah meninggal dunia dan saya terjegat melihat wajahnya yang penuh kesedihan, seolah-olah ada banyak persolan yang ingin beliau katakan. Saya tersentak dengan tepukan makcik Aminah dibahu saya, bertanya apa yang saya sedang perhatikan...kemudian kami dapat rasakan seram-sejuk dan ibu lenyap dari padangan.
Semenjak kejadian pada malam itu banyak lagi ganguan-ganguan berlaku yang sangat menakutkan makcik Aminah,,, seperti peralatan rumah berpindah tempat, pingan-mangkok jatuh pecah tanpa sebab, pintu bilik terhempas kuat dan kadangkala suasana didalam rumah terasa sangat dingin walaupun disiang hari. Suatu malam saya menerima panggilan telifon dari ayah semasa saya sedang mengulangkaji pelajaran dikolong flat bersama teman....ayah meminta saya pulang segera kerana makcik Aminah terkunci didalam rumah menangis ketakutan dan ayah tiadak dapat pulang kerana bertugas.
Saya bergegas pulang membuka pitu pagar yang dimangga mengunakan kuci yang saya pegang, menolak pintu pelahan-lahan saya dapati ruang tamu gelap gelita dan tidak terlihat makcik Aminah dimana-mana. Setelah mencarinya dari ruang keruang flat lima bilik itu, saya ketemui makcik Aminah terperuk didalam kamar stor berkemban...menutup muka dengan tanganya, menanggis ketakutan dan memeluk erat tubuh saya, sampai saya dapat rasakan getaran tanganya.
Setelah malam itu makcik Aminah pulang ke rumah ibubapanya dan engan kembali kerumah kami. Ayah cuba memujuknya tetapi tiada membuahkan kesan, sehingga ayah tidak ada pilihan terpaksa menjual rumah kami dan berpindah kekawasan Queenstown...barulah makcik Aminah setuju untuk kembali semmula.Kini saya telah berkeluarga sendiri dan berpindah bersama suami saya.
Menyingkap kembali tentang apa yang telah terjadi pada malam terakhir makcik Aminah dirumah kami, saya diberitahu ketika dia sedang mandi dibilik air ada orang mengetuk-getuk pintu bilik air dengan kuat buat beberapa ketika yang agak lama. Menyakan saya yang mengetuk, makcik Aminah segera mengenakan kain dan membuka pintu...dia melihat kelibat baru sahaja keluar dari bilik, Dengan memanggil nama saya dia mengejar kelibat itu hingga keruang tamu....pada ketika itulah lampu didalam rumah semua terpadam dengan semena-mena dan lembaga itu berhenti lalu berpaling kearah makcik Aminah. Menuruknya... lembaga itu yang bercahaya putih didalam suasan gelap dengan rambut mengelurai panjang, seolah-olah terapong-apong dan megeluarkan suara garau yang sangat menyeramkan. Makcik Aminah menjadi sangat gerun.. cuba menyalakan lampu tetapi tidak berjaya, dalam ketakutan yang amat sangat makcik Aminah menyapai telefon bimbitnya lalu bersembunyi didalam bilik stor...lembaga itu terus mencakar-cakar dengan suara yang mngerikan.
Bagi saya ....tidak mungkin ibu yang telah menggangu kami selama ini, kerana pernah saya mendengar cerita, ada seorang wanita cina telah lompat bunuh diri dan jatuh betul-betul dihadapan rumah saya. Ada juga cerita dari mak Long saya... bercerita bahawa ayah telah berkenalan dengan ibu saya yang datang dari keluarga berada, kerana sangat mencintai ayah lalu ibu sanggup mengingkari keluarganya yang tidak merestui perkawinan itu. Katanya ayah sudah berjanji kepada ibu, akan selalu setia bersama ibu hingga keakhir hayat..........Apa pun jua kemungkinanya saya sangat merindui ibu hingga kehari ini dan selalu berdoa agar rohnya senantiasa dicucuri rahmat tuhan....Tamat
Kiriman: Siti Fauziah
Cerita Seram Singapura
Koleksi Cerita Seram - Whazzup-U.com
Isnin, 4 Jun 2012
Kisah Seram - Disembur Pocong
Dunia Seram - Hai.. namaku Mila, aku mau bagi cerita tentang pengalaman kakek buyutku. Alhamdulillah beliau masih hidup (meskipun sudah pikun) dan sekarang tinggal di Jawa bersama adik dari kakek saya. Cerita ini saya dapat dari kakek saya, anak pertama dari buyut saya. Jadi maaf saja jika ada lebih kurangnya, karena ini bukan pengalaman pribadi saya sendiri. Tapi ini adalah kisah nyata.
Buyutku bernama buyut Saim, jaman dulu orang Jawa sangat suka menonton ludruk (pagelaran lawak Jawa). Meskipun jarak jarak jauh harus ditempuh dengan berjalan kaki (karena belum ada kendaraan bermotor), mereka sangat antusias untuk menontonnya. Pada suatu hari terdengar kabar akan ada pagelaran ludruk di suatu daerah di desa tetangga buyutku. Dengan antusias buyut Saim mengajak kedua temannya untuk menonton (sebut saja buyut Sani dan Pardi), dan mereka pun mengiyakan ajakan buyut Saim.
Malam sekitar pukul 19.00 mereka pun berangkat dengan berjalan kaki, dengan membawa bekal sekedar beberapa gelintir rokok yang dibuat sendiri dari kertas rokok dan tembakau. Mereka bertiga harus berjalan kaki sedikitnya 3 Km dari desa mereka dengan keadaan jalan yang sepi dan gelap, itupun mereka anggap sudah biasa. Langkah demi langkah mereka jalani dengan santai dan semangat, sambil sekedar merokok dan bercengkerama.
Tibalah mereka di tempat acara, ternyata mereka terlambat lumayan lama untuk menyaksikan ludruk itu dari awal. Tapi tak apalah, pikir mereka. Tak berapa lama acara ludruk tersebut usai. Waktu menunjukan pukul 23.00 lewat, namun mereka tak ingin langsung pulang. Mereka masih berjalan-jalan disekitar panggung ludruk tersebut untuk melihat2 orang bermain taruhan wayang dll.. (judi orang jaman dulu). Setelah mereka puas mereka pun memutuskan untuk pulang.
Kira2 setelah satu kilometer perjalanan pulang, pandangan buyut Saim tertuju pada sesuatu benda di tengah jalan. Ternyata kedua temannya juga menghentikan jalannya karena melihat keanehan benda tersebut. Benda itu seperti permen yang diikat atas dan bawahnya. Namun anehnya benda itu terus memanjang dan membesar. Dari seperti sebungkus permen, membesar dan memanjang seperti guling, hingga lama-lama panjangnya menutupi jalan. Dengan takutnya mereka melewati benda tersebut. Mereka tidak melangkahinya (hanya lewat di pinggir jalan dengan hati2).
Setelah beberapa meter dari benda tersebut, buyut Sani yang penasaran benda apakah tadi, mengambil sebuah batu dan melemparnya.. Sontak mereka kaget dan ketakutan saat benda tersebut langsung berdiri seperti pocong dan melompat-lompat ke arah mereka. Mereka lari sekencang-kencangnya namun pocong itu tetap mengejar. Mereka bertiga semakin takut karena pocong itu mengeluarkan api dari mulutnya (seperti disembur-sembur) ke arah mereka. Maka semakin kencang pula mereka berlari. Tak ada kata lelah dari mereka selagi pocong itu terus mengejar.
Dalam hati buyut Saim terus berpikir bagaimana caranya agar pocong itu berhenti menyembur dan hilang karena dia kasian pada temannya paling belakang (buyut Sani) yang terus kena sembur. Akhirnya setelah sekian lama berlari mereka sampai di sebuah jeding (pemandian umum di desa). Disitulah buyut Saim mendapat ide, dengan cepatnya buyut Saim membuka seluruh pakaiannya tanpa terkecuali dan menghadap persis ke arah pocong itu. Dan ternyata pocong itupun langsung hilang. Hufft, akhirnya... pikir mereka lega.
Namun beberapa hari kemudian buyut Sani meninggal tanpa penyakit apapun. Namun mereka menganggap kematiannya selain memang sudah kehendak YME, mereka juga percaya bahwa orang yang pernah kena sembur pocong umurnya tidak akan lama. Allahuallam..
Sekian ceritaku, maaf kalau bertele-tele dan gag seram. Tolong kritik dan sarannya ya...
Buyutku bernama buyut Saim, jaman dulu orang Jawa sangat suka menonton ludruk (pagelaran lawak Jawa). Meskipun jarak jarak jauh harus ditempuh dengan berjalan kaki (karena belum ada kendaraan bermotor), mereka sangat antusias untuk menontonnya. Pada suatu hari terdengar kabar akan ada pagelaran ludruk di suatu daerah di desa tetangga buyutku. Dengan antusias buyut Saim mengajak kedua temannya untuk menonton (sebut saja buyut Sani dan Pardi), dan mereka pun mengiyakan ajakan buyut Saim.
Malam sekitar pukul 19.00 mereka pun berangkat dengan berjalan kaki, dengan membawa bekal sekedar beberapa gelintir rokok yang dibuat sendiri dari kertas rokok dan tembakau. Mereka bertiga harus berjalan kaki sedikitnya 3 Km dari desa mereka dengan keadaan jalan yang sepi dan gelap, itupun mereka anggap sudah biasa. Langkah demi langkah mereka jalani dengan santai dan semangat, sambil sekedar merokok dan bercengkerama.
Tibalah mereka di tempat acara, ternyata mereka terlambat lumayan lama untuk menyaksikan ludruk itu dari awal. Tapi tak apalah, pikir mereka. Tak berapa lama acara ludruk tersebut usai. Waktu menunjukan pukul 23.00 lewat, namun mereka tak ingin langsung pulang. Mereka masih berjalan-jalan disekitar panggung ludruk tersebut untuk melihat2 orang bermain taruhan wayang dll.. (judi orang jaman dulu). Setelah mereka puas mereka pun memutuskan untuk pulang.
Kira2 setelah satu kilometer perjalanan pulang, pandangan buyut Saim tertuju pada sesuatu benda di tengah jalan. Ternyata kedua temannya juga menghentikan jalannya karena melihat keanehan benda tersebut. Benda itu seperti permen yang diikat atas dan bawahnya. Namun anehnya benda itu terus memanjang dan membesar. Dari seperti sebungkus permen, membesar dan memanjang seperti guling, hingga lama-lama panjangnya menutupi jalan. Dengan takutnya mereka melewati benda tersebut. Mereka tidak melangkahinya (hanya lewat di pinggir jalan dengan hati2).
Setelah beberapa meter dari benda tersebut, buyut Sani yang penasaran benda apakah tadi, mengambil sebuah batu dan melemparnya.. Sontak mereka kaget dan ketakutan saat benda tersebut langsung berdiri seperti pocong dan melompat-lompat ke arah mereka. Mereka lari sekencang-kencangnya namun pocong itu tetap mengejar. Mereka bertiga semakin takut karena pocong itu mengeluarkan api dari mulutnya (seperti disembur-sembur) ke arah mereka. Maka semakin kencang pula mereka berlari. Tak ada kata lelah dari mereka selagi pocong itu terus mengejar.
Dalam hati buyut Saim terus berpikir bagaimana caranya agar pocong itu berhenti menyembur dan hilang karena dia kasian pada temannya paling belakang (buyut Sani) yang terus kena sembur. Akhirnya setelah sekian lama berlari mereka sampai di sebuah jeding (pemandian umum di desa). Disitulah buyut Saim mendapat ide, dengan cepatnya buyut Saim membuka seluruh pakaiannya tanpa terkecuali dan menghadap persis ke arah pocong itu. Dan ternyata pocong itupun langsung hilang. Hufft, akhirnya... pikir mereka lega.
Namun beberapa hari kemudian buyut Sani meninggal tanpa penyakit apapun. Namun mereka menganggap kematiannya selain memang sudah kehendak YME, mereka juga percaya bahwa orang yang pernah kena sembur pocong umurnya tidak akan lama. Allahuallam..
Sekian ceritaku, maaf kalau bertele-tele dan gag seram. Tolong kritik dan sarannya ya...
Cerita Misteri - BATU PUAKA
Dipetik Dari: http://xpoision00.tripod.com/
|
Langgan:
Catatan (Atom)