Sabtu, 31 Ogos 2013

DIALOG RASULULLAH DAN IBLIS



 
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.

Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.

Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.

Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.

Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.

Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.

Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.

Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.

Pertanyaan Nabi (1) :

“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”

Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.

Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.

Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.

Pertanyaan Nabi (2) :

“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”

Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.

Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.

Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.

Pertanyaan Nabi (3) :

“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?

Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.

Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.

Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.

Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.

Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.

Pertanyaan Nabi (4) :

Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”

Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.

Pertanyaan Nabi (5) :

“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”

Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.

Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.

Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.

Pertanyaan Nabi (6) :

“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”

Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.

Pertanyaan Nabi (7) :

“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”

Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.

Pertanyaan Nabi (8) :

“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”

Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.

Pertanyaan Nabi (9) :

“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”

Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.

Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.

Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.

Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.

Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.

Pertanyaan Nabi (10) :

“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”

Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.

Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.

Pertanyaan Nabi (11) :

“Siapa yang serupa denganmu?”

Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.

Pertanyaan Nabi (12) :

“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”

Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.

Pertanyaan Nabi (13) :

“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”

Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.

Pertanyaan Nabi (14) :

“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”

Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.

Pertanyaan Nabi (15) :

“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”

Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.

Pertanyaan Nabi (16) :

“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”

Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.

Pertanyaan Nabi (17) :

“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”

Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.

Pertanyaan Nabi (18) :

“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”

Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.

Pertanyaan Nabi (19) :

“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”

Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.

Pertanyaan Nabi (20) :

“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”

Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.

(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)/Via Sumber

Hantu di Jambatan Kg. Sungai Cengal, Ketereh,Kelantan

 






JAMBATAN GANTUNG yang terletak di Sungai Kampung Chengal, Ketereh, Kelantan pada masa dulu dibina dari batang buluh di mana di bahagian bawahnya diletakkan beberapa buah pelampung sejak 30 tahun lalu agak tersohor dengan kejadian misteri.



Sehinggalah jambatan berkenaan diganti baru dikenali 'Jambatan Putra' telah dirasmikan oleh bekas Perdana Menteri Malaysia Ke-4, Tun Sri Mahathir Mohamed yang menghubungkan Kampung Chengal dengan Padang Halban, masih lagi berlaku kejadian yang menyeramkan dan menakutkan penduduk setempat.



Walaupun jambatan berkenaan kini telah dijadikan lokasi pemancing, namun golongan pemancing yang datang ke situ sentiasa membawa teman untuk mengelakkan kejadian diganggu oleh makhluk halus yang berkampung di situ.

Mungkin individu yang belum pernah terkena gangguan makhluk halus yang menghuni di tebing sungai tersebut akan menafikan kejadian yang dimaksudkan, namun menurut beberapa orang pemancing yang merasai pengalaman sendiri apatah lagi turut dimaklumkan oleh beberapa orang warga emas di kampung itu sebagai bukti bahawa Jambatan Putra dan Sungai Kampung Chengal memang mengusik apabila menjelang pagi.

Seorang pemancing yang ditemui, Mohd. Rizal Jusoh, 35, dari Kampung Jambu Merah, Melor, Kelantan menyifatkan Jambatan Gantung yang dibina pada tahun 1978 itu hanya boleh dilalui kenderaan ringan seperti basikal dan motosikal sahaja itu memang berpuaka.

Ini kerana menurutnya, warga tempatan sedia maklum jambatan berkenaan memang ditakuti ramai disebabkan mereka pernah terlihat jelmaan hantu air di sungai tersebut.

Di sebelah kanan jambatan gantung itu dikenali sebagai 'pengkalan mandi' yang menjadi tempat golongan remaja untuk mandi, manda, berenang dan bermain air kerana airnya agak dingin dan menyegarkan badan jika mandi di waktu panas matahari.

Namun, suatu kejadian misteri telah berlaku pada pukul 12.00 tengah hari apabila salah seorang remaja perempuan yang sedang mandi bersama lima rakannya yang lain didapati ghaib di sungai tersebut. Remaja perempuan itu dikatakan sedang terjun seorang diri ke sungai terbabit dari jambatan itu didapati tidak timbul-timbul.

Kejadian itu turut menggemparkan seluruh penduduk kampung terlibat kerana ada yang mendakwa amat mustahil remaja perempuan itu lemas kerana aliran airnya agak perlahan.

"Segelintir orang kampung ini kata remaja perempuan itu disembunyikan hantu air sebab itulah dia ghaib. Remaja perempuan itu kemudiannya muncul selepas empat hari berlalu kerana ikhtiar seorang bomoh, menyebabkan makhluk itu mengembalikannya", cerita Mohd. Rizal.

Kata Mohd. Rizal lagi, pada tahun 2008 salah seorang penduduk dari Kampung Chengal turut disakat makhluk halus di bawah jambatan berkenaan apabila perahu yang dinaikinya tiba-tiba tidak dapat bergerak seolah-olah sedang ditarik oleh suatu kuasa yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar. Setelah berkeras dengan makhluk ghaib itu, barulah perahu yang didayungnya itu dapat meluncur seperti biasa tanpa diganggu lagi.

Menurutnya, beliau sendiri pernah mengalami suatu pengalaman sewaktu sedang mandi di bahagian hujung Jambatan Putra beberapa tahun lalu apabila makhluk halus yang sama turut menjelmakan dirinya dalam kocakan air di sungai terbabit. Namun, beliau tidak dapat melihat wajah makhluk halus itu kecuali terpandang badannya sahaja.

"Pada saya, sungai tempat saya dan rakan-rakan yang lain sedang memancing sekarang adalah satu kawasan agak keras dan berpuaka. Ini kerana, kawasan ini agak sunyi dan terlindung dari pandangan umum apatah lagi berhampiran hutan tebal dan sebuah tanah perkuburan, katanya.

Tambahnya, di tebing sungai berdekatan dengan tanah perkuburan sering berlaku kejadian usikan. Katanya, beliau pernah beberapa kali melihat seperti gumpalan angin yang bergerak pantas ke arah tanah perkuburan di atas tebing sungai itu sewaktu sedang menunggu jorannya disambar ikan ketika memancing di sebelah pagi di atas Jambatan Putra. Namun katanya, mujurlah golongan pemancing agak ramai berada di atas jambatan terbabit, jadi perasaan seram dan takut berkurangan.

Berbanding dengan pengalaman Sabri Mat Nawi, 39, dari Kampung Bukit Kechil, Melor, Kelantan yang merupakan seorang yang sanggup berjaga malam semata-mata memenuhi hobinya sebagai pemancing di atas Jambatan Putra itu apabila beliau sering tercium bau-bauan yang harum semerbak yang pada hematnya datang dari arah rumpun buluh berhampiran tiga buah pusara di tanah perkuburan yang sama.

"Bau-bauan harum itu kerap muncul pada pukul 2.00 pagi. Waktu itu memang cukup sunyi, jadi ikan patin gemarkan suasana yang sunyi.

"Jadi, sementara kami menunggu joran disentap ikan patin, ketika itulah munculnya makhluk yang tidak diundang cuba mengganggu ketenangan kami", ujar Sabri.

Katanya, semenjak beliau datang memancing dari dulu sehingga sekarang di sungai itu, beliau pernah beberapa kali melihat sesusuk tubuh sedang melintasi arah sungai itu menuju ke arah serumpun buluh yang terletak di bahagian hujung sungai berkenaan. Padanya, agak mustahil manusia sanggup dan dapat melintasi sungai itu dengan mudah seolah-olah berjalan di atas air kecuali makhluk halus yang dapat melakukannya.

Sabri menambah, berhampiran rumpunan buluh itu memang telah diketahui umum kerana dikatakan kawasannya agak keras dan ditakuti ramai. Penduduk setempat tidak akan melalui Jambatan Putra seorang diri apabila menjelang malam kerana dibimbangi dilintasi makhluk halus yang sering menjelmakan dirinya dan sering berjalan di atas air dari arah pusara tersebut kerana kawasan itu didakwa sesetengah pihak sebagai perkampungan makhluk ghaib itu.

Kata Sabri lagi, jelmaan makhluk halus berhampiran Jambatan Putra tempat beliau sedang memancing itu memang sering mengusik mereka kerana pada masa itu suasananya agak sunyi. Jelmaan makhluk halus yang menghuni di kawasan itu seolah-olah meniru atau mengikut mereka untuk turut sama memancing. Bezanya, makhluk itu seolah-olah sedang memancing dengan cara bertenggek di atas gumpalan rumput menghijau yang tumbuh di atas permukaan air di sungai itu berbanding kebanyakan pemancing yang berada di atas jambatan berkenaan.

Sabri menambah, usikan makhluk itu terhadapnya dan rakan-rakannya yang lain kerana mereka bukannya penduduk dari Kampung Chengal itu. Sebab itulah baginya agak tidak sesuai datang memancing seorang diri, bukannya terlalu takut disakat oleh makhluk itu tetapi bimbang sesuatu yang tidak diingini berlaku tentunya tidak diketahui oleh orang lain. Justeru, dengan kehadiran pemancing yang agak ramai sedikit sebanyak dapat memberikan ketenangan dan tumpuan terhadap hasil yang bakal diperolehi nanti.
 
 
 
 
 
 
 
 



Sumber

hantu asrama putera

Memori 1993 - Hantu asrama putera
 
"Aku tak percaya la hantu-hantu semua ni. Zaman sekarang mana ada hantu. Woi kau sedar tak sekarang ni dah masuk zaman cyberjaya. Bangun la dari mimpi-mimpi kau tu. Tahyul kau ni memang tak habis-habis dari dulu. Hahahah"..dengan perasaan riak bercampur lucu aku ketawa besar mendengar cerita Megat petang itu.

Ada ke patut dia cerita ada satu kali masa tidur dia kena himpit dengan hantu bungkus. Yang lagi tragis, masa dia berpaling ke sebelah pulak ada seekor lagi hantu bungkus tidur sebelah dia. Maknanya ada 2 ekor hantu bungkus dah himpit dia. Dia duduk diam-diam kat tengah-tengah, kelubung dalam selimut, menggeletar..berpeluh sampai pagi.

"Betul Zul, kali ni memang betul aku tak tipu kau. Cerita tu memang benar-benar berlaku kat aku kat asrama kita masa form 2 dulu." cerita Megat dengan muka kuyu. Nampak benar dia kecewa dengan sikap aku yang tak ambik pot dengan masalah antu dia.. "Haha mana ada antu. bapakla seramnya antu bungkus tu.. tapi pesal dua ekor?.. laki bini kot tengah cari anak hilang.. kahkahkah.." aku menyambung rantaian gelak yang terputus sambil meninggalkan Megat yang masih tunduk menahan sebak.

Waktu tu aku tingkatan 5. Aku pun memang dari tingkatan 1 kat sekolah tu. Sebuah sekolah berasrama pinggir bandar Kuantan. Yang dekat dengan Taman Tas. Yang itu hari pernah masuk paper kes atap makmal komputer runtuh.

Megat classmate aku. Kawan aku juga. Tapi kami betul rapat masa aku dalam Tingkatan 5 sebab dari tingkatan 1 sampai 4 aku tak pernah sekelas dengan dia dan tak pernah juga sedorm. Dia memang tahap pelajar suka masalah-masalah kat asrama manakala aku pulak macam lalang. Ikut sahaja dengan siapa pun aku berkawan. Dengan ketua pengawas yang baik hati tapi ramai anti, dengan Nasir Ketua Badan Pelajar Islam yang suka ceramah-ceramah kat surau atau dengan Megat yang selalu meninja (menyusup keluar secara haram) malam-malam.

Kisah hantu yang Megat cerita sebenarnya sinonim dengan keadaan asrama pada masa tu. Maklumlah banyak cerita-cerita seram yang dah kami dengar dibawa dari mulut ke mulut. Jadi keseraman tu dah menyelimuti asrama kami yang memang dah sedia seram walaupun musim takde hantu (hantu pun macam durian, ada musim gak tau).

Pada masa tu ramai bebudak pompuan terserempak dengan lembaga aneh dan suara-suara misteri dalam kawasan asrama puteri. Ada juga sekali-sekala kes histeria. Kat area asrama putera pula memang tengah kecoh dengan kes toyol curi duit. Entah ye entah tak.. hehe memang nak tergelak la bila aku teringat cerita toyol ni, malas aku nak cerita,.. kang jadi novel muntah pulak orang baca.

Malam tu sunyi macam biasa. Aku pun macam biasa tarik selimut kotak-kotak merah aku kasi tido kaw-kaw punya. sejuk memang sejuk..ahh macam ni la baru sedap tido. Zairul dan Mat Sahar yang berjiran dengan katil aku dah lama berkelubung hanyut ke alaska dengan mimpi indah memasing. Aik? Mat Sahar tak study add math ke mlm nih?. Takkan nak biarkan Mayong Jalal sesorang diri je kat bilik study menelaah sampai pukul 2.

Tengah malam buta entah dalam pukul berapa. Punya la aku rasa seram sejuk sikit.. rasa macam ada benda tarik-tarik kecil rambut aku. Macam bini la kot bila time gatal nak bermanja (macam la dah kawin). Aku pun mula tu okey je last-last rimas gak kena gangguan macam ni. Aku pun angkat sikit kepala aku sebab nak pastikan apa benda. Nampak putih je macam kain dekat kepala katil aku.. Aku pun dongak kepala perlahan-lahan ke atas macam biasa aksi filem seram.. tetiba.. ya Rabbi!! ada dua ekor hantu bungkus tengah berdiri kat kepala katil aku sedang memandang aku. Kedua-duanya berbungkus dengan kain putih sebijik macam mayat kena kapan. Giler ngeri tambah pulak aku tak nampak muka dia.. muka dia tersorok sebab lubang pada bahagian muka hanya nampak gelap sahaja.

Masa tu memang badan confirm lemah..nak angkat tangan pun dah tak ada daya. Aku cuma sempat bertakbir dengan sekuat hati..Allahu Akbar!! dengan harapan hantu tu terbakar la kat situ gak. Aku ambil bantal lepas tu terus baling sekuat hati. Dua-dua hantu terus lari keluar dorm sambil mengilai panjang..

Pagi esoknya..

"Wei Zul..malam tadi aku dengar kau kena sakat hantu bungkus ye?.hahaha.." tanya Megat sambil berdekah-dekah.. Dan aku pasti itulah hilaian salah sekor hantu bungkus yang lari lepas aku baling bantal..

Pagi tu putih tapak kaki Megat aku kejar keliling asrama..
 
 
Sumber

Gadis ghaib muncul di kubur

 
Sebuah keluarga bingung apabila anak gadisnya sering ghaib ketika berada di rumah. Gadis yang sering ghaib ini adakalanya muncul kembali di kawasan tanah perkuburan.
Jika sebelum ini, mungkin ada yang pernah membaca kisah tentang seorang lelaki yang ghaib namun kemudiannya ia muncul di Tanah Suci Mekah. Walaubagaimanapun kisah itu sudah lama berlalu, kini terdapat satu kisah di mana seorang gadis sering ghaib di rumah, namun demikian, ia muncul semula tetapi bukanlah di rumah, tetapi dikawasan kubur. Kisah misteri ini mendapat perhatian dari penduduk setempat.
”Ibu cepatlah datang segera ke kubur, Siti takut tiada orang lain di sini.” Itulah khidmat pesanan ringkas (SMS) yang dihantar Siti Balqis Mohd Nor, gadis yang mendakwa sering ghaib dari rumah selepas tiba-tiba menyedari berada di perkuburan Kampung Bukit Kenak, kira-kira lima kilometer dari rumahnya tiga hari sebelum Aidilfitri lalu.
Siti Balqis (atas), 22, yang menghadapi gangguan misteri sejak dua bulan lalu menyebabkannya sering ghaib dari rumahnya di Kampung Gong Nangka, Apal, di sini mendakwa ketika itu telefon bimbit yang ada bersamanya menunjukkan jam 2 pagi.
“Namun, saya tidak tahu bagaimana boleh berada di tanah perkuburan dan lebih dahsyat saya berada di dua tanah perkuburan pada malam itu.
Selepas tersedar berada di kubur Kampung Bukit Kenak, saya tiba-tiba berada pula di kubur Kampung Gong Rengas, kira-kira 10 kilometer dari rumah kami,” katanya ketika ditemui semalam.
Siti Balqis mendakwa hanya mengetahui kisah kubur berkenaan apabila dibawa semula ke kawasan berkenaan, tetapi hingga kini tidak tahu siapa yang membawanya, apa yang dilihat dan dilakukannya sepanjang lima hingga enam jam berada ‘di alam ghaib’.
Namun, Siti Balqis mendakwa sepanjang di tanah perkuburan itu, dia mendengar orang menangis, meminta tolong dan mengaji al-Quran.
Sementara itu, ibunya, Norizan Said, 47, berkata, pada malam mendapat SMS Siti Balqis, beliau bersama suami serta seorang lagi anaknya bergegas ke kubur berkenaan, tetapi selepas puas mencari, mereka tidak menemuinya.
“Kami bergegas pula ke kubur di Kampung Gong Rengas dan di satu kubur baru, ada bekas seperti diduduki seseorang, tetapi Siti tiada di situ,” katanya dan menambah mereka kemudian ke Balai Polis Jertih pada jam 5 pagi untuk membuat laporan.
Bagaimanapun, sejurus masuk ke rumah kira-kira jam 6 pagi, Siti muncul di depan rumah dengan tubuhnya dibasahi air dan baju berlumuran tanah merah.
Kisah Siti Balqis menggemparkan penduduk daerah ini hinggakan ramai yang sukarela membantu berjaga bersama keluarganya selepas anak sulung empat beradik itudikatakan ghaib ke pelbagai tempat termasuk siling rumah, atas pokok, dalam mesin pembancuh simen dan atas kubur.
Siti Balqis juga mendakwa dia luka pada tangan dan kaki ketika berada di sebuah mesin pembancuh simen tidak jauh dari rumah dan ketika di atas pokok manggis, di belakang rumahnya.
Dia juga mendakwa ternampak saudara mara dan orang kampung mencarinya, malah ketika berada di sebuah rumah tinggal, dia menyentuh bapa saudaranya tetapi tidak perasan kehadirannya.
Malam tadi, Norizan menggunakan khidmat tujuh bomoh untuk mengubati anaknya secara tradisional dan wakil Berita Harian turut berada di rumah Siti Balqis bagi meninjau dan memastikan dakwaan dia ghaib.
Sementara itu, kalangan ahli agama di negeri ini berpendapat kejadian itu mungkin disebabkan gangguan jin yang cuba merosak keimanan manusia dan cara terbaik mengatasinya ialah amalan zikir dan membaca al-Quran serta solat hajat dan tahajud.
Timbalan Pengerusi Jawatankuasa Agama dan Penerangan negeri, Muhammad Ramli Nuh, berkata kejadian adalah luar biasa tetapi perlu dilihat secara positif dari sudut agama.
Muhammad Ramli berkata, cara terbaik mengatasinya ialah ahli keluarga Siti Balqis sentiasa berdoa kepada Allah meminta dilindungi daripada perbuatan sihir dan diganggu syaitan.
Timbalan Pesuruhjaya Hal Ehwal Agama Negeri (Operasi), Omar Musa, pula berkata apa yang dialami Siti Balqis itu mungkin ada kaitan dengan gangguan makhluk halus.
Katanya, keluarga mangsa hendaklah bersabar dan mendapatkan rawatan alternatif perubatan Islam bagi membolehkannya tidak lagi diganggu oleh makhluk halus.
“Tetapi, perlu diingatkan jangan sekali-kali beranggapan apa yang terjadi terhadap Siti Balqis ada kaitan dengan keramat kerana ada makhluk jin yang mahu merosakkan dan menyesatkan pemikiran dan akidah orang Islam,” katanya.

Khamis, 29 Ogos 2013

Roh Suami Pulang

 
Sudah 15 hari Hashim dikebumikan selepas maut dalam satu kemalangan di simpang 3. Namun kesedihan Zaoyah masih belum reda. Kematian suami tersayang membuatkan Zaoyah bagaikan helang kepatahan sayap. Tempat bergantung juga sudah tiada, tempat bermanja jauh sekali.

Zaoyah masih ingat ketika pagi kejadian, dia masih di dapur apabila Hashim memberitahu dia terpaksa ke tempat kerja lebih awal pagi ini
.... Zaoyah hanya sempat membancuh milo, tetapi sarapan masih terjerang di atas dapur.

"Tunggu sambal tumis masak sekejap bang," ujar Zaoyah sambil menghidangkan nasi lemak yang masih berasap.

"Tak apalah Yah, tengahari nanti abang balik, abang makanlah nasi lemak tu," ujar Hashim. Dia kelihatan begitu tergesa-gesa. Topi keledar dicapainya dan terus disarung ke kepala. Stokin dan kasut dipakai secepat kilat dan Hashim terus menuju ke tempat letak motorsikalnya.

Sebaik sahaja Hashim pergi, Zaoyah menutup semula makanan di atas meja. Rengekan Azril, anak bongsunya segera menarik perhatiannya. Zaoyah mematikan api dapur dan terus ke bilik. Azril sudahpun bangun tetapi tangisannya sangat luar biasa dari hari-hari sebelumnya.

Zaoyah hairan. Dia merasa seluruh tubuh Azril. Tidak pula panas kalau nak dikatakan demam. Zaoyah memujuk Azril sambil menggantikan lampin. Kemudian mendukung anaknya ke dapur. Zaoyah menyuapkan telur rebus ke mulut Azril tetapi anak kecil itu menolak. Zaoyah hairan. Anaknya tidak pernah begitu sebelum ini. Jam sebelas pagi baharulah Azril berhenti menangis. Selepas menyusu Zaoyah menidurkan Azril di dalam biliknya.

Sedang Zaoyah memanaskan lauk di dapur, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Apabila terpandang nasi lemak Hashim di meja, perasaannya menjadi semakin tidak menentu. Deringan telefon membuatkan Zaoyah tersentak. Dia segera menjawab panggilan di ruang tamu.

"Ya Allah...abang..," tiba-tiba Zaoyah menjerit sebaik sahaja mendengar berita yang disampaikan. Hashim terbunuh dalam kemalangan ketika dalam perjalanan ke tempat kerja. Pandangan Zaoyah kelam, dia rebah tanpa meletakkan gagang telefon di tempatnya. Mujurlah jeritannya di dengar Pak Busu yang sedang mengayuh basikal melintasi halaman rumah Zaoyah. Pak Busu segera memanggil jiran-jiran wanita untuk membantu Zaoyah. Zaoyah hanya tersedar apabila jenazah Hashim sampai selepas Zuhur di rumahnya.

"Yah, kalau nak tengok muka Hashim buat kali terakhir, tengoklah. Tok dah buka kapan di mukanya," ujar Tok Imam. Zaoyah merenung mayat Hashim yang sudah dimandi dan dikapankan oleh pihak hospital. Bagai tidak terdaya Zaoyah hendak menatap wajah suami tercinta. Terkilan hatinya kerana Hashim tidak sempat menjamah nasi lemak kegemarannya pagi tadi.

Walaupun sudah 2 minggu berlalu, Zaoyah masih menangisi kematian Hashim. Adik-beradik dan sanak saudara sudah pulang ke rumah masing seorang demi seorang. Seperti malam-malam yang lalu, Zaoyah gagal melelapkan matanya. Kenangan dan ingatannya hanya kepada Hashim. Setiap kali rindunya memuncak dia akan membaca surah al-Fatihah dan al-Ikhlas, lalu dihadiahkan kepada allahyarham. Hanya itulah ubat yang mampu menenangkan jiwanya. Kalau dia tidur pun, hanya tidur-tidur ayam. Sering dia terjaga di tengah malam dan pasti tidak mampu terlena lagi hingga ke pagi.

Malam itu Zaoyah gagal melelapkan matanya lagi. Walaupun kokok ayam yang pertama sudah kedengaran, matanya tidak mengantuk sedikitpun. Tiba-tiba telinganya menangkap bunyi tapak kaki menapak di lantai rumahnya. Zaoyah terkejut. Tak mungkin anak sulungnya Shahril bangun tengah-tengah malam. Shahril tak pernah bangun tengah malam sebelum ini. Zaoyah dapat mendengar bunyi tapak kaki yang mundar mandir ke hulu ke hilir. Tetapi kedengarannya seperti bukan berjalan, tetapi melompat setapak-setapak.

"Kucing agaknya," bisik hati Zaoyah. Dia membiarkan bunyi tapak kaki itu menghilang. Ketika azan Subuh berkumandang. Zaoyah segera bangun dan menunaikan solat Subuh. Ketika remang Subuh mendatang, Zaoyah segera menjerang air dan mengejutkan Shahril untuk ke sekolah. Zaoyah segera mengenepikan perasaan sedihnya jauh-jauh apabila berdepan dengan anak-anak.

"Sekolah pandai-pandai Ril, abah kau dah tak ada. Kaulah ganti abah nak jaga mak bila tua nanti, nak tolong mak besarkan adik," pesan Zaoyah kepada Shahril yang sedang menikmati minum paginya. Shahril segera mengambil beg sekolahnya dan keluar memakai kasut. Belumpun Shahril duduk, dia terpandang bekas tapak kaki di atas papan tangga menuju ke rumah. Kemudian di atas lantai menghala ke dapur dan ke bilik Zaoyah.

"Mak! tapak kaki siapa ni mak?" jerit Shahril. Zaoyah bergegas mendapatkan anaknya. Dia juga hairan melihat bekas tapak kaki berlumpur di atas lantai. Zaoyah segera teringat apa yang didengarnya malam tadi. Mungkinkah ada orang naik ke rumahnya malam tadi. Tapi siapa?

Perasaan Zaoyah jadi tidak menentu. Ini mesti ada orang yang berniat tidak baik terhadapnya. Baru tiga minggu dia menjanda,sudah adakah lelaki yang menaruh hati kepadanya?

Zaoyah segera membersihkan kesan tapak kaki di atas lantai tersebut. Sambil hatinya berdoa, janganlah ada apa-apa musibah yang menimpa dia dengan anak-anak. Malam itu Zaoyah memastikan semua pintu dan tingkap rumahnya berkunci dan bermangga. Kalau ada orang yang nak buat jahat pun, mereka tentu akan mengambil masa untuk membuka pintu dan tingkap rumahnya.

Tetapi malam itu sekali lagi Zaoyah dikejutkan oleh bunyi yang sama. Zaoyah sengaja mengajak Shahril tidur bersama di biliknya. Shahril dan Azril tidur di atas katil sedang Zaoyah tidur di atas tilam yang terhampar di atas lantai. Zaoyah bingkas bangun sebaik sahaja mendengar bunyi tapak kaki tersebut. Dia mengintai dari pintu biliknya, siapa agaknya yang berani naik ke rumahnya. Tetapi alangkah terkejutnya Zaoyah apabila melihat sekerat kaki dari betis ke bawah sedang menapak di atas lantai rumahnya. Zaoyah mengamati kaki tersebut. Dia terkaku melihat kaki tersebut terlompat-lompat mundar mandir di ruang tamu rumah. Tiba-tiba Zaoyah teringat sesuatu.

"Ya Allah, abang Hashim..." bisik Zaoyah apabila mengenali kaki itu adalah milik suaminya. Serentak dengan itu kaki tersebut hilang dari pandangan. Zaoyah bagai bari tersedar dari mimpi. Serentak itu juga tubuh Zaoyah disimbahi peluh dingin dan sejuk. Zaoyah tidak berani hendak keluar dari biliknya. Malah keesokan paginya, dia menunggu sekeliling cerah lebih dahulu baharu dia mengejutkan Shahril. Shahril tidak diberitahu apa yang berlaku. Malah ketika Shahril mengadu tentang tapak kaki tersebut, Zaoyah cuma meminta Shahril supaya tidak mempedulikannya.

Petang itu Tok Imam datang ke rumah Zaoyah. Dia hendak melihat sendiri bekas tapak kaki yang dikatakan oleh Zaoyah. Zaoyah ke rumah Pak Imam untuk meminta pandangan mengenai tapak kaki dan kaki Hashim yang dilihatnya.

"Memang saya nampak kaki dia Tok," ujar Zaoyah sedih. "Apa alamatnya tu Tok?" soalnya lagi. Tok Imam memikir-mikir sebentar.

"Ada yang tak kena ni Yah", ujar Tok Imam. Zaoyah tidak faham apa yang dikatakan oleh Tok Imam. Keesokan harinya, Tok Imam mengajak beberapa orang kampung ke tempat Hashim di tempat kemalangan. Tok Imam sendiri mencari di kawasan kemalangan sambil diperhatikan oleh orang-orang kampung yang lain.

"Subhanallah," tiba-tiba Tok Imam bersuara lantang. Orang-orang kampung segera menghampiri Tok Imam. Mereka terkejut apabila melihat sebelah kaki Hashim terlindung di sebalik daun-daun keladi di dalam selut.

"Kau ambik benda ni, bawa ke masjid. Kaki ni kita kena mandikan dan kapankan. Lepas tu kita kena kebumikan," ujar Tok Imam. Zaoyah terkejut apabila diberitahu penemuan kaki Hashim di dalam semak di tempat kemalangan.

"Mungkin yang datang tu roh dia, minta disempurnakan. Itu sahaja yang Tok boleh katakan. Wallahualam," ujar Tok Imam ketika Zaoyah bertanya mengapa dia melihat kaki Hashim berjalan di dalam rumah.

Selepas kaki Hashim dikebumikan, Zaoyah tidak mendengar lagi bunyi orang berjalan di dalam rumahnya.
 

Rabu, 28 Ogos 2013

Pontianak Mengamuk

cerita seram: pontianak

 
Pengalaman ini aku lalui bersama tiga orang sahabat baikku, Azhar, Asyraf dan Halim sewaktu kami berada di Melaka. Ketika itu kami baru sahaja selesai menduduki peperiksaan STPM. Kami rasa seolah-olah baru merdeka. Dengan itu, kami bertiga buat rancangan ronda seluruh semenanjung Malaysia. Kebenaran ibu bapa sudah kami perolehi, lesen kereta aku dan Asyraf dah ada. Apa lagiiii... raya sakanlah nampaknya!

Perjalanan berkereta dari Johor Bahru tidak begitu membosankan memandangkan kami sepakat untuk tidak melalui lebuhraya. Kami bertolak pagi lagi. Destinasi pertama kami ialah Muar. Kebetulan pula, musim durian sedang 'menjadi', maka kami tak lepaskan peluang, lahap sepuas-puasnya. Sebelum tu singgah Batu Pahat sekajap, jumpa member, Rin.

Kami teruskan perjalanan ke Melaka, dan bercadang untuk bermalam di Taman Rekreasi Ayer Keroh. Sebelum itu kami singgah di Umbai, makan ikan bakar. Azhar yang memang kuat makan berjaya menghabiskan tiga ekor ikan bawal bersaiz sederhana dan empat ekor ketam besar.

Selepas makan, kami berehat mengambil angin di pantai Kelebang. Satu masa dulu, aku ingat lagi, sewaktu kecil aku selalu ke sini dengan abangku. Tapi sekarang, nampaknya pantai ini tak meriah lagi. Banyak sampai tersadai di sana sini. Apa boleh buat...

Jam dah hampir menunjukkan pukul 11:00 malam. Oleh kerana agak keletihan, kami ubah rancangan. Kami batalkan rancangan bermalam di Taman Rekreasi. Sebaliknya, kami sewa bilik di Ayer Keroh Country Village, bersebelahan Mini Malaysia. Mini Malaysia ni pun dah tak semeriah dulu... takde orang pun datang. Aku pun tak tahu kenapa. Arghhh... peduli apa semua tu. Aku nak tidur. Esok nak bangun, nak jalan lagi...

Keesokannya, aku bangun paling lambat. Dia orang ni, bangun awal pun bukannya boleh harap. Aku jugak yang ditugaskan pergi cari sesuatu yang boleh dibuat sarapan. Takpe laa... lagipun memang aku yang pandu kereta. Lepas mandi, aku keluar beli roti canai di Taman Muzaffar Syah, dekat dengan kawasan tu. Roti canai? Huh! Roti canai mamak tu jual rasa macam kulit tapak kaki ada laa... liat nak mampus!

Aktiviti selanjutnya... mandi kolam sampai tengahari sebelum kami check-out. Perjalanan untuk ke destinasi selanjutnya ditangguhkan. Kami ambil keputusan untuk terus berada di Melaka hari ni. Lagipun aku nak jugak singgah di rumah mak angkat aku kat sini.

Lepas meronda ke sana sini, kami menghala pula ke lebuhraya. Asyraf yang memandu mengambil keputusan untuk menggunakan lebuhraya, kerana dia ni rabun malam. Susah sikit kalau ikut jalan lama. Azhar pulak tiba-tiba nak terkencing. Dah alang-alang berhenti, kami pun lepak seketika. Jam dah menunjukkan lebih kurang 8:50 malam masa tu. Kawasan tempat kami parking kereta tu memang agak suram.

Seketika kemudian, mata aku tertumpu ke sebuah rumah yang kelihatan begitu usang. Entah sapa la yang duduk kat rumah tu. Aku ingatkan aku sorang je yang tengok, rupanya Asyraf pun terperasan jugak.

Azhar dah selesai menunaikan hajatnya. Sambil hisap rokok, aku ajak dia orang semua pergi ke rumah tu, sebab tadi aku terdengar semacam suara orang menjerit. Pada mulanya, Halim menolak. Penakut agaknya mamat ni... hehe... Akhirnya dia pun bersetuju sebab kami bertiga dah setuju. Sah! Memang penakut dia ni. Takut tinggal sorang-sorang kat kereta. Hehee...

Setelah memastikan kereta berkunci, kami melangkah ke arah rumah tersebut dengan semangat berani mati la kononnya. Pergi ramai-ramai boleh laa... cuba kalau pergi sorang, huh! Hehehee...

Azhar masuk dulu, diikut Asyraf dan aku. Halim mengekori belakangku sambil tarik baju. Apa ni oiii, tarik baju orang! Dengan perlahan kami berjalan. Suasana di dalam rumah tersebut sungguh muram, tak ubah macam cerita drakula yang biasa kita tengok tu. Suasana yang gelap tak mengizinkan aku untuk mengecam sepenuhnya apa yang ada di sekitarku.

Tiba-tiba aku dengar Asyraf menjerit. Maaakkkkkkkkk...! Kami semua terdiam, kecuali Halim yang sejak mula tadi sibuk ajak kami keluar. Sayup-sayup kedengaran suara perempuan ketawa. Halus je bunyinya, tapi dah cukup untuk membuatkan bulu roma aku sendiri meremang. Arghh, nyesal pulak aku masuk. Tapi takpe... bila lagi nak tunjuk hero, terutamanya kat budak Halim ni. Keluar kang, kena kutuk pulak aku, hehehe...

Kami terus berjalan perlahan-lahan. Seketika aku terasa ada sesuatu merayap di belakangku. Arghh... apa pulak ni? Semakin lama semakin kuat dan aku rasa benda tu dah hampir sampai ke leher aku. Aku jadik terkedu. Ehh... Halim mana? Pada masa yang sama juga, aku dengar macam-macam suara orang menjerit kat dalam sana.

Ziiii....! Kedengaran suara Halim memanggil nama aku. Aku tak dapat menyahut sebab aku sendiri pun tengah layan benda merayap ni. Arghhhh... spontan aku tepis benda merayap tu dah aku lari ke depan. Asyraf dan Azhar dah hilang tah kemana. Aku tinggal sendirian. Tiba-tiba aku nampak sesuatu di hadapan! Aku tak dapat lari lagi, sebab aku sedang berada di sebuah lorong sempit, dan perjalananku dihalang oleh lembaga yang aku nampak tu.

Seorang perempuan cantik sedang berjalan perlahan-lahan ke arahku, memanglah cantik tapi yang tak sanggup tu ada taring pulak. Uwaaa... apa aku nak buat ni... Aku cuba baca apa-apa ayat yang aku ingat, tapi biasa la kan, kalau dah sampai peringkat menggelabah betul ni, satu apa ayat pun tak ingat. Baca lain keluar lain. Arghhh...

Lembaga tersebut semakin hampir. Aku jadi terpaku. Kakiku seolah-olah terikat di lantai, tak boleh diangkat. Ohh ibuuu... apalah nasib anakmu ini. Aku tak dapat buat apa-apa lagi melainkan berserah sahaja. Lembaga itu dah dekat betul. Aku pejamkan mata. Aikk... tak ada apa pun. Aku buka mata semula dan... lembaga tu dah hilang!

Aku berpaling ke belakang dan nampak Halim. Disebabkan gelap, aku tak dapat pastikan muka Halim tu pucat ke tidak. Aku paling ke depan semula dan berjalan terus. Zusssss...! Betul-betul depan muka aku, lembaga tadi muncul semula. Aku hampir terjerit, tapi sebenarnya dah memang menjerit pun. Lembaga tu mengilai dan hilang semula.

Aku rasa makin lama aku makin jauh masuk ke dalam, dan makin gelap pula tu. Arghhh... tak boleh jadi ni, aku kena keluar cepat. Halim masih di belakangku, berpaut kat baju aku. Abih laaaa baju aku. Arghhh... tak peduli, janji aku keluar. Berpeluh jugak aku ni.

Dalam dok mencari jalan keluar tu, aku tersepak suatu benda keras. Aku tunduk dan cuba mengamat-amati benda tu. Haaaa? Batu nesan? Arghhh... aku pulak yang jadi takut. Tak fikir panjang, aku terus berjalan, dengan harapan pintu keluar dah tak jauh dari situ. Halim masih 'melekat' kat belakang. Nak berlari, risau jugak aku, kot tersepak apa-apa lagi ke, tak ke naya kalau tersungkur!

Dalam pada tu, bunyi pintu dibuka tutup tak berhenti-henti. Aku dah semakin takut sebenarnya, tapi cuba buat rilek. Seketika, aku sampai di satu ruang yang agak luas. Kelihatan beberapa keping papan bertaburan di atas lantai. Aku perhatikan papan tu... arghh... nampak macam papan keranda. Aku lari. Tak pedulik dah... lantaklah Halim kena tinggal pun!

Aku betul-betul dah takut. Aku terus berjalan di ruang berhabuk tu, sampailah nampak cahaya kat depan. Aku berjalan lagi, dan aku lihat daun pintu di hadapanku bergerak secara tiba-tiba. Cepat oiii... Arghhh... rupanya Asyraf yang buka pintu tu. Aku berjaya keluar akhirnya. Tak lama kemudian aku nampak Halim keluar, sambil berlari!

Asyraf dan Azhar dah cucuh rokok. Masing-masing terdiam. Kami kemudiannya berjalan ke kereta dalam keadaan separuh sewel. Amacam? Ko nampak apa Azhar? Hehehe... dia gelak je. Cheh... mamat ni berani betul! Halim diam aje, sepatah pun tak bersuara.

Kami sampai kat kereta. Aku hidupkan enjin. Setelah semua masuk ke kereta, kami teruskan perjalanan. Halim kena duduk depan, jadik co-pilot, temankan aku. Tapi dia diam je. Aku pandang ke sebelah, dan... kah kah kah kah kah kah... terburai gelak. Halim terkencing dalam seluar! Kah kah kah... semua pakat gelak. Chehh.. aku gelakkan orang, aku pun kecut jugak sebenarnya. Cuma nasib baik, aku tak kencing lam seluar macam dia... hehehe.

Plaza Tol Ayer Keroh dah kami lepasi dan sekarang kami menghala ke Port Disckson. Bersama gelak yang tak henti-henti, kami tinggalkan 'Rumah Hantu' di Tapak Pesta Ayer Keroh bersama cerita haru Halim terkencing dalam seluar.
 
 

Villa murah di Daerah Kawah Ratu

 

Kejadian ini kira2 sekitar tahun 2000 waktu gw masih SMU dulu, ini pertama kali gw kegiatan outdoor. gw ber 5 .salah 1 nya alumni sekolah gw nih doi yang ngerti daerah kawah ratu dll ...

perjalanan dari jakarta biasa naik kereta sampe bogor trus naik angkot sampe cibatok trus nyambung lagi .... pas naik angkot menuju ke lokasi angkot nggak bisa sampe sana alesannya kabut tebal, trus nih supir angkot mau pulang karena uda maghrib ... akhirnya kita mutusin untuk lanjutin perjalanan dengan jalan kaki ... tapi jalan masi aspal ...trus sampe jalan setapak ...

nah, nggak lama kemudian kita nemuin sebuah warung , karena cape istirahat dulu deh, disitu .. sekalian ngopi , makan indomie dll ... pas saat itu waktu uda menunjukan 18.30 wib ... kebetulan kita sempet ngobrol sama yang jaga warung sebut aja namanya pak ujang, si pak ujang bilang kalo cuaca lagi jelek hujan terus tiap hari ... yang camping juga nggak ada ... sepi banget ... nggak jauh dari warung itu ada tempat camping, tapi menurut pak ujang sama sekali nggak ada yang lagi camping, dan pak ujang menyarankan mendingan tinggal di villanya aja malem ini, bsok bisa lanjutin ke kawah ratu ...
akhirnya karena emang uda malem juga. kita mutusin mau mondok tuh di villa pak ujang , jaraknya kira kira 500 meter dari warungnya ... salah satu temen gw sempet tanya sama pak ujang harga sewanya kira2 berapa semalam ... yang bikin gw kaget tuh ... harganya murah banget, sewa cuman 5000 perak semalam ... hah .. masa sih ... villanya kaya apaan tuh jangan2 gubug lagi ...trus nggak lama kemudian pak ujang nganterin kita ke villanya ... sampe di depan villa .. nih villa lumayan bagus, malah bisa dibilang gede dan luas .. ada 3 kamar tidur, lengkap deh ... cuman kamar mandi diluar yah ...

singkat cerita ...

kita uda di dalem villa, gw sempet aneh juga nih villa dalemnya gothic banget ... ada tanduk rusa, foto2 pemiliknya ... serem banget ... ada trus lukisan2 ... kita mutusin make 1 kamar tidur soalnya nih anak2 emang pada penakut juga nggak mau misah2 tidurnya ...sedangkan 2 kamar tidur yang lainnya nggak dipake ....

tapi 1 kamar ada yang aneh nih ... kamar yang lain pake pintu tapi 1 kamar ini, nggak pake pintu dan gelap nggak kaya yang lainnya lampunya nyala, malah terkesan kaya gudang ....

akhirnya setelah kita cape main kartu, nyanyi2, becanda2 ... waktu uda menunjukan kira pukul 23.00 Wib... kita semua berlima uda cape di perjalanan seharian, kita tidur ..ber 5 di kamar ...

mungkin karena gw nggak nyaman sama nih villa gw nggak bisa tidur, dan 1 lagi temen gw namanya toyidin juga sama kaya gw nggak bisa tidur juga, ditambah lagi 1 temen gw tidurnya ngorok ... tambah bt deh ...ganggu banget nih ... gw sama si toyidin .. pindah tidur di di ruang depan pake alas tikar dan pake selimut ....

Keanehan mulai terjadi .......

gw tetep aja nggak bisa tidur padahal badan gw uda cape banget, gw nengok ke si toyidin dia uda tidur pules kayaknya ... gw kasi tau yah posisi gw menghadap ke arah 1 kamar kosong tanpa lampu... gw uda mulai merinding trus selimut gw tutupin sampe ke muka gw .. nggak lama kemudian .. gw denger jelas banget kaya ada suara ... orang jalan diseret ... sreeek sreeeek ... gt .. trus berhenti... kedengeran lagi makin jelas ...gw penasaran ... trus gw ngintip di balik selimut ..... haah .. anjritt ... dari kamar gelap tuh ada sosok seorang bapak2 lumayan besar kaya korban tabrakan gt, pakaianya compang camping, trus mukanya penuh darah kering.. jalannya diseret2 gt sambil kecium sedikit bau amis.. kaya bau borok... hah gila .. serem banget ... gw sampe nggak percaya nih hantu apa orang beneran karena jelas banget ...sampe2 nih mahluk jalan menuju ke luar menuju pintu utama ... trus ilang .... gw masih nggak bisa ngapa2in di balik selimut ... cuman bisa bilang anjrit serem banget tuh .. setan ... hampir mirip kaya di film2 horor ...gaya jalannya kaya zombie di resident evil, karena lampu ruang tengah terang jadi gw bisa ngeliat jelas banget ... sosok mahluk...

kira2 15 menit kemudian, gw cubit ... punggungnya si toyidin supaya bangun .. eh nggak taunya dia nggak tidur ... gw ceritain semua kejadian tuh sama toyidin .... dia malah bilang nggak denger apa2 .. trus .. dari tadi nggak ada apa2 ..... akhirnya gw nggak tenang tidur sampe pagi ...

Kemudian ....

pagi2 jam 6, kita semua uda pada bangun ... tapi gw nggak mau cerita dulu sama temen2 gw yang lainnya ... sampe akhirnya kita cek out siang itu juga ... buat ngelanjutin ... ke kawah ratu ...

akhirnya gw baru cerita pas kita uda pulang di kereta ... dan temen gw yang lain ber 3 emang uda ngerasa tuh villa aneh banget, scara dari harganya uda nggak masuk akal banget. uda gt .. dalemnya suasananya gothic banget pula, tiba2 si toyidin juga ngaku juga kalo dia pas gw ngalamin kejadian itu, sebenernya dia juga ngalamain hal yang sama cuman, dia bohong sama gw... tapi gw bersyukur deh ... nggak ada yang kenapa2 ...

mungkin kalo ada yang pernah ke kawah ratu, coba aja ... kalo mau nginep di villa .. itu ... nggak rekomen banget deh ... gw nggak tau sampe skrng masi ada nggak tuh vila ..
 
 

Siapakah Jemaah Kenit Di Masjidil Haram Itu?

Misteri! Siapakah Jemaah Kenit Di Masjidil Haram Itu?


 

Setiap apa yang berlaku di Tanah Suci, semuanya terkandung seribu hikmah sama ada ada sebagai pengajaran mahupun peringatan. Oleh kerana itulah kita diingatkan supaya memperbetulkan niat apabila mahu ke sana. Bukan bertujuan membeli belah semata-mata, tetapi mahu beribadah kepada Allah SWT. Kisah di bawah ini tentang kisah seorang ustaz yang dipilih Allah untuk bertemu dengan seorang jemaah kenit ketika berada di Masjidil Haram. Persoalannya, siapakah lelaki kenit itu?

Sejak dahulu, saya sudah biasa dengar pelbagai cerita tentang perkara aneh yang menimpa para jemaah di Tanah Suci. Misalnya, ada jemaah semasa di Malaysia waras tapi apabila sampai di Tanah Suci jadi gila. Ada jemaah yang sesat sampai berhari-hari bermulut celupar dan bongkak.

Ada juga jemaah yang semasa di Malaysia sakit tak boleh berjalan bertahun-tahun. Tapi apabila sampai di Tanah Suci, jemaah ini terus sihat dan boleh berjalan seperti biasa. Pendek kata di Mekah pelbagai perkara yang tak masuk akal dan stabil boleh berlaku. Itulah yang terjadi kepada saya ketika menjadi mutawif membawa rombongan umrah pada tahun 2008. Ketika itu, saya baru sahaja bertugas dengan De Mawardah. Seingat saya, baru tiga kali saya membawa rombongan jemaah ke Tanah Suci. Kali itu, saya membawa rombongan seramai 40 orang terdiri daripada lelaki dan wanita. Setibanya di sana segala proses dan urusan menempatkan jemaah berjalan lancar. Semua jemaah berpuas hail dengan tugas saya lakukan. Saya gembira.

Suatu hari, saya bersama jemaah masuk ke Masjidilharam untuk melakukan ibadah. Kami sembahyang sunat, berzikir dan berdoa mengikut kemampuan masing-masing. Entah kenapa hari itu tiba-tiba saja, saya seperti bersifat kebudak-budakan. Saya kata begini di dalam hati. “Eh, bagilah tengok benda ajaib. Selama datang Mekah tak pernah tengok benda-benda ajaib lagi!” detik di hati saya. Saya kata begitu sebab saya biasa dengar cerita-cerita aneh dari mutawif-mutawif lain sebelum ini. Mudah-mudahan dapatlah saya bertemu benda-benda aneh yang tidak penah terfikir melihatnya. Waktu itu saya lihat semua jemaah melakukan ibadah masing-masing.

Ada yang bersolat sunat dan ada yang membaca al-Quran. Saya dan pembantu saya bernarna Iskandar pula pergi ke suatu kawasan di dalam Masjidilharam dan kami terus bersolat sunat. Ketika kepala saya berpusing ke kanan untuk memberi salam pada tahiyat akhir, saya terkejut. Betul-betul di hadapan saya sedang berdiri seorang lelaki berjubah putih. Apa yang paling mengejutkan saya ialah saiz jemaah lelaki berjubah putih itu hanya sebesar botol air mineral 500 mililiter. Lelaki kenit berusia 40-an itu persis pelakon Bollywood. Wajahnya kacak, kulitnya putih, hidung mancung dan matanya bersinar. Sebaik melihatnya, saya terpaku tanpa dapat berkata apa-apa. Hanya mata saya yang bergerak memandang jemaah kenit itu. Wajah jemaah kenit itu berseri-seri. Mukanya seperti bercahaya. Cantik sungguh.

Saya lihat jemaah kenit itu melangkah setapak demi setapak ke arah saya. Manusia kenit itu lalu berdiri betul-betul di hadapan saya yang masih duduk di antara dua sujud. Jemaah kenit itu tiba-tiba mengangkat tangannya ke arah muka saya lalu berdoa. Entah apa yang didoakannya saya tidak tahu sebab tidak mendengar sebarang kata-katanya. Saya hanya nampak mulutnya terkumat-kumit. Waktu itu juga secara spontan saya tidak berhenti-henti memuji kebesaran Allah. Ya Allah siapa bawa jemaah kenit ini. Ya Allah terlalu kecil makhluk ciptaanMu ini. Ya Allah, ya Tuhanku, siapa manusia ini? Ya Allah Engkau Maha Besar. Aku bersyukur. Engkau telah tunjuk kepada aku perkara ajaib begini di Tanah SuciMu!

Selepas lelaki kenit itu habis berdoa, saya terus mendepakan tangan sebab hajat saya mahu memeluknya.Anehnya, sebaik saya mendepakan tangan, jemaah kenit itu terus ghaib dari pandangan. Saya terpinga-pinga. Pelik sungguh apa yang saya lihat tadi. Mustahil manusia kenit itu boleh ghaib begitu saja. Cepat-cepat saya tanya pembantu saya, Iskandar adakah dia nampak jemaah kenit tadi.

Pelik. Iskandar yang berada di sebelah saya hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bagaimana pula Iskandar tidak nampak. Jemaah-jemaah lain di sebelah saya juga begitu, mereka tidak melihat makhluk kenit tersebut. Selepas diperlihatkan jemaah kenit yang kacak itu, saya tidak habis-habis memuji kebesaran Allah. Saya tidak menyangka walaupun impian saya itu hanya terdetik di dalam hati, Allah terus tunjukkan kepada saya apa yang saya hajati. Itulah kebesaran Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Sampai hari ini saya tidak pernah ceritakan kisah ini kepada jemaah khuatir menakutkan mereka pula. Saya juga tertanya-tanya siapakah jemaah kenit kacak itu, manusia
 
 

Wan Man bergendang di kampung bunian

 

Oleh Amran Abdullah















SUNGAI Rompin bukan saja tersohor dengan udang galah dan puluhan spesies ikan air tawar tetapi menempatkan pelbagai spesies hidupan bercengkerang seperti kepah, kupang dan siput.
SUNGAI Rompin bukan saja tersohor dengan udang galah dan puluhan spesies ikan air tawar tetapi menempatkan pelbagai spesies hidupan bercengkerang seperti kepah, kupang dan siput.

Mencari hidupan ini sebagai mata pencarian atau dijadikan lauk nasi bukan saja digemari penduduk setempat, sebaliknya mengundang orang luar.

Hujung minggu, Sungai Rompin dikunjungi pengunjung sejauh Labis, Johor Bahru, Melaka, Seremban dan Negeri Sembilan semata-mata mencari spesies hidupan yang boleh dimakan.


“Kau tak pernah ke sana?” kata Wan Man kepada Busu yang sekian lama menetap di Kampung Kijing dekat Marang, Terengganu.

“Aku tak pernah cari itu semua. Lagipun aku hanya minat memancing di Kuala Ibai...itu saja,” celah Busu.

“Kalau macam itu kau ikut aku ke Kuala Rompin,” balas Wan Man.

“Tak jauh dari sini, lima atau enam jam memandu sampailah kita. Berbaloi ke sana,” kata Wan Man lagi.

“Banyak udang galah kat sana. Dengan membaca Joranpun kita dah tau macam mana hebatnya udang galah Rompin,” balas Busu.

Busu bersetuju mengikut Wan Man. Kepah yang dikutip Busu dan Wan Man besar-besar belaka. Hitam berkulit keras, malah terdapat kulit kepah yang sudah berlumut hijau. Tanda betapa lama kepah itu yang sudah bersarang di perdu buminya.

Memang kepah di Sungai Rompin menghuni kawasan berselut dan berpasir seperti itu.

Wan Man terus mengutip dan Busu pula leka mengorek pasir dari satu kawasan ke satu kawasan yang lain.

“Kalau tidak terpisah, jumpa kat kereta pukul 5 petang,” balas Wan Man.

Busu mengangguk dan bersetuju. Banyak kawasan yang diteroka mereka.

Wan Man tidak muncul jam 5 petang seperti dijanjikan. Jam 6 petang juga tidak kelihatan kelibat Wan Man. Keadaan itu meresahkan Busu.

“Dia datanglah sekejap lagi...” bisik hati kecil Busu menyedapkan dirinya sendiri.

Hari keenam Wan Man tidak muncul benar-benar membimbangkan Busu. Sejak enam hari itu juga usaha mencari Wan Man dipergiatkan.

“Banyak kepah kat situ,” kata Wan Man.

Busu masih bingung dengan kelibat Wan Man yang tidak ditemui. Usaha digerakkan mencarinya. Tanpa diduga dan disangka pada hari ketujuh, Wan Man muncul dengan keadaan sihat dan tersenyum. Dia tidak pula kelihatan letih atau ada tanda calar-calar di tubuh. Ilmu apa yang dipakai dimiliki oleh Wan Man, fikir Busu.

“Sedang aku leka mencari kepah bersaiz pinggan kecil, aku terserempak dengan empat anak gadis berkemban sedang mandi di muara Sungai Puteri, tempat aku mencari kepah tu.

“Terkejut juga kerana pada masa sekarang, mana ada lagi anak gadis mandi di sungai dan berkemban,” cerita Wan Man.

“Habis tu,” celah Busu ingin mengetahui lebih lanjut.

“Empat gadis tu, tunjukkan lagi aku tempat iaitu lubuk kepah yang lebih banyak dan lebih besar. Dengan aku berjanji akan memberikan sebahagiannya kepada mereka,” cerita Wan Man.

“Apa lagi aku bagi dan mereka mengajak aku ke kampung dan rumah mereka. Setiap seorang mengajak berkunjung ke rumah mereka. Aku dihidangkan dengan pelbagai lauk-pauk dengan kepah yang aku ambil, mereka memasaknya.

“Aku juga dibawa berjumpa dengan ketua kampung dan penduduk di situ. Semuanya ramah-ramah belaka. Keesokannya aku dijamukan dengan pelbagai kuih-muih dan tarian tradisional. Termasuk gendang tradisional

“Habis apa kau buat?” tanya Busu minta kepastian.

“Kau tahu minat aku. Selain memancing, aku juga suka bergendang, Apa lagi aku belajar dengan anak-anak muda di kampung itu. Keadaan itu menyebabkan aku leka,” katanya.

Permainan gendang tradisional dan mempelajari muzik-muzik tradisional menyebabkan Wan Man semakin leka. Selain kelekaan mencari kepah bersaiz besar, Wan Man juga seronok bergendang.

Bakat yang ada pada diri Wan Man juga sangat digemari dan disenangi pemuda di kampung itu. Hinggalah menyebabkan ketua kampung mempelawa Wan Man untuk bermalam saja di kampung itu. Malah ketua kampung mengajak menetap lama di situ.

Suatu petang hampir senja, Wan Man keluar berseorangan dan melaung-laung nama Busu. Wan Man baru sedar yang dia tersesat di kampung orang bunian yang terletak di Kampung Sungai Puteri dekat Sungai Rompin. Memang dia leka mencari kepah bersaiz besar.

Berita kepulangan Wan Man heboh diperkatakan orang. Dia yang disangka hanyut dibawa arus, pulang dengan sihat. Busu cukup gembira mendengar berita itu.

Wan Man terus mengorak senyuman. Di hatinya, terngiang-ngiang untuk kembali ke Sungai Puteri untuk bertemu semula empat gadis itu sambil bermain gendang dan mengalunkan muzik tradisional. Minatnya itu tidak akan dihentikannya.




Sumber